Berbagai cara dilakukan sekolah untuk mengisi hari-hari menjelang kenaikan kelas dan pembagian rapor. Di SMP Negeri 3 Satu Atap Haruyan misalnya, dewan guru di sana mengadakan serangkaian kegiatan perlombaan antar kelas atau biasa disebut class meeting. Sekolah yang baru memasuki tahun pertama pendiriannya ini memang hanya terdiri dari dua kelas tingkat VII. Jumlah siswa terdaftar 42 orang dan mayoritas siswa perempuan. Pada hari Senin hingga Kamis mereka tampak sibuk dan bergembira bersama mengikuti kegiatan class meeting ini. Dan karena jumlah siswanya tadi hanya 42 orang, maka semua siswa wajib mengikuti salah satu kegiatan lomba. Ada siswa yang didaulat untuk mengikuti lomba membawa kelereng. Ada pula yang senang menggambar, ikut lomba lukis. Dan tentunya tidak ketinggalan lomba cerdas cermat dimana masing-masing kelas diwakili oleh dua kelompok.
Menurut kepala sekolahnya, Sarbaini, S.Pd, semua kegiatan class meeting yang dilaksanakan di sekolah yang terletak di Desa Mangunang ini, tidak lain bertujuan untuk membangun jiwa kreativitas dan motivasi serta mengembangkan seni keterampilan yang kelak akan bermanfaat untuk para siswa itu sendiri. Terlepas dari permasalahan class meeting, sang Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Satu Atap Haruyan juga menambahkan bahwa untuk tahun ajaran 2009/2010 sekolah ini akan membuka pendaftaran seluas-luasnya kepada seluruh calon siswa-siswi yang saat ini masih menanti nilai ujian nasional tingkat SD yang masih belum diumumkan. Menyinggung soal jumlah siswa yang akan diterima, beliau menyatakan tidak ada pembatasan. Karena untuk itulah sekolah satu atap dibangun, menampung seluruh lulusan SD-SD terdekat yang berminat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Masalah ruang kelas yang sebelumnya hanya dua kelas, saat ini sudah bisa diatasi karena di halaman muka tengah dibangun bangunan baru. Yang walaupun sebenarnya untuk Laboratorium IPA, namun nantinya akan dimanfaatkan sebagai kelas sementara bagi siswa baru.
Dunia pendidikan tidak henti berbenah. Berbagai upaya pemerintah difokuskan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dimana salah satu aspeknya adalah digelarnya berbagai diklat maupun pelatihan untuk menumbuhkan semangat profesionalisme guru. Seperti apa yang kita lihat pada hari Minggu, 21 Juni 2009. Mengambil tempat di Gedung Djoeang Barabai, sejumlah guru dari berbagai unit tugas dan daerah hadir untuk mengikuti diklat profesionalisme guru.
Pertama-tama acara didahului oleh sambutan ketua pelaksana, Suparlan, M.Pd. Selain mengucapkan kata terima kasih atas kehadiran kepala dinas untuk membuka acara dan kepada seluruh peserta diklat yang telah hadir beliau juga melaporkan bahwa total peserta terdaftar 184 orang. Yang lebih membanggakan lagi mereka tidak semata hanya dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah saja tapi juga kabupaten tetangga seperti Balangan, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Selatan.
Sementara kepala dinas yang tampil berikutnya memaparkan betapa pentingnya seorang guru untuk meningkatkan kemampuan individualnya melalui beberapa kegiatan positif seperti diklat yang digelar hari ini. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Pemerintah sendiri, baik tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten menganggarkan rencana belanja yang tak sedikit untuk bidang pendidikan. Namun hal itu akan sangat sia-sia jika pendidikan tidak memiliki standar penilaian yang jelas. Maka dari itulah diklat kali ini mengangkat tema standar pembelajaran. Diharapkan dengan telah diketahuinya standar pembelajaran yang benar maka tidak ada lagi kendala dalam pencapaian nilai ujian nasional yang juga memenuhi standar kelulusan.
Semantara sang narasumber, H. Ahmad Suprapto, S.Pd, yang tampil setelah acara doa, didatangkan dari LPMP Banjarbaru. Tampil dengan setelan busana kemeja kuning pria berkumis tipis langsung bergerak maju mendekati para peserta. Tampaknya beliau ingin berinteraksi terlebih dahulu sambil mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap beberapa istilah yang sering muncul dalam setiap pembahasan mengenai standar pendidikan. Hubungan antara narasumber dan peserta pun tampak hangat. Sesekali beliau menanya peserta dan peserta memberikan respon atas pertanyaan dengan baik. Acara berakhir sekitar pukul 13.00 wita.
Adanya berbagai kendala dalam pelaksanaan dan pencapaian target bidang pendidikan baik di tingkat nasional maupun daerah, merupakan salah satu alasan Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah atau biasa disingkat Balitbangda Propinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan sosiasilasi jaringan penelitian dan pengembangan (Jarlitbang) bidang pendidikan. Acara digelar hari Selasa tanggal 15 Desember 2009 yang tempatnya dipusatkan ruang ICT Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dalam kesempatan tersebut hadir perwakilan dinas pendidikan dan departemen agama se-Banua Enam ditambah unsur sekolah-sekolah terdekat yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Program sosialisasi ini merupakan tahap kedua dari kegiatan sejenis tingkat propinsi. Sebelumnya acara yang sama telah dilakukan pula di pelaihari. Acara dibuka langsung secara resmi oleh Ir. Hj. Suriatinah, MS selaku Kepala Balitbangda Propinsi Kalimantan Selatan. Hadir mendampingi beliau selaku tuan rumah tempat pelaksanaan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Drs. H. Riduan, M.M.Psi.
Kepala Badan, Ir. Hj. Suriatinah, MS mengawali sambutannya menyinggung berbagai masalah substansial pendidikan di dalam negeri yang menjadi tren dan hangat diperbincangkan di berbagai forum. Beliau mengutip beberapa pendapat pakar pendidikan bahwa ujian nasional diperlukan guna mendukung standarisasi pendidikan, tapi di sisi lain justru menuai polemik kontroversi dan pertantangan. Selain itu, beliau juga prihatin masih banyak sekolah yang tampaknya mementingkan program renovasi fisik daripada pembangunan mental profesionalisme guru. Sambutan beliau diakhiri dengan harapan kegiatan pada hari dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana dan memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi semua.
Sosialisasi kali ini menghadirkan dua narasumber yang juga merupakan anggota Jarlitbang Bidang Pendidikan Propinsi, H. Suratno, M.Pd dari Universitas Lambung Mangkurat dan Drs. Wahyuddin, M.Si dari IAIN Antasari Banjarmasin. Namun kedua narasumber mengangkat tema sosialisasi yang sama yaitu bagaimana kondisi pendidikan nasional yang saat ini dan yang akan datang. Kondisi pendidikan nasional diketahui dari adanya sebuah penelitian dan apabila ada hasil temuan yang kurang memenuhi target akan diupayakan ditambah dan untuk kemudian dikembangkan. Demikian inti dari tugas jaringan penelitian dan pengembangan bidang pendidikan.
Usai pemaparan, kedua narasumber memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya. Waktu yang tersedia langsung dimanfaatkan oleh Abdul Hadi, S.pd dari SMP Negeri 3 Batang Alai Utara, Drs. Banjar Sadono, MT dari Smk Negeri 1 Barabai dan Joko Waluyo, S.Pd dari MAN 4 Barabai untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah yang diangkat atau sekedar memberikan masukan-masukan kepada narasumber. Acara diakhiri ketika waktu telah menunjukkan pukul 12.45 siang.
Untuk menguasai teknologi komputer dan internet tidak perlu biaya yang mahal. Bahkan bisa dibilang gratis kalau kita mampu memberdayakan teman sebagai partner belajar. Prinsip inilah yang mengawali anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Tingkat SMP Se-Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk hadir di ruang ICT dinas pendidikan setiap Kamis empat kali sebulan untuk berlatih bersama menguasai komputer dan internet serta kaitan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran dan penyampaian materi pelajaran di sekolah masing-masing.
Dalam kegiatan ini, karena teman dianggap sebagai partner, tidak ada pembedaan status antara instruktur dan peserta belajar seperti di sebuah tempat kursus. Semua yang hadir dipandang sama, hanya saja bagi yang dianggap lebih mampu atau lebih menguasai materi pembelajaran komputer dan internet diminta kesediaanya untuk berbagi pengetahuan dengan teman yang lain. Maka jadilah ruang ICT di dinas pendidikan ini terlihat cukup sibuk dibanding hari-hari lain. Ada yang sibuk menunjuk sesuatu pada layar komputer sekaligus menerangkan apa yang sedang terjadi. Ada pula yang kebingungan bagaimana cara menyelesaikan pembuatan e-mail karena teman yang tadinya membantu sudah tidak berada di sampingnya lagi, melainkan telah berpindah tempat di dekat rekannya yang lain.
Menurut salah satu peserta, Nurhadiyati, S.Pd kegiatan tersebut sangat bermanfaat karena dapat menunjang dirinya dalam memberikan pelajaran berbasis multimedia sekaligus menambah pengetahuan di bidang pengoperasian komputer. Walaupun demikian, beliau yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Barabai mengakui ternyata tidak mudah untuk menguasai hal-hal baru terkait penggunaan komputer tersebut. Sementara rekannya dari SMP Negeri 6 Barabai, Samsudin Muchdi, menyebutkan bahwa apa yang beliau kerjakan hari ini adalah agar tidak ketinggalan dengan siswa. Terlebih lagi dengan teknologi komputer dan internet segala sesuatu menjadi lebih mudah, murah dan cepat. Penyataan kedua peserta ini dibenarkan oleh Ketua Mgmp Bahasa Inggris, Yakrawi Fajeri, M.Pd. Menurut beliau yang berdinas di SMP Negeri 7 Barabai, kesempatan pembelajaran komputer khusus untuk MGMP bahasa Inggris ini untuk menuju pemerataan penguasaan teknologi komputer sehingga pada gilirannya semua keterampilan yang didapat dapat diaplikasikan para guru ketika memberikan pelajaran di kelas.